#KawanOwa masih ingat Rimba?
Rimba adalah owa siamang (Symphalangus syndactylus) asal Sumatra yang menjadi korban perburuan dan perdagangan ilegal satwa liar. Rimba diselamatkan dan mulai direhabilitasi di pusat rehabilitasi IAR Indonesia pada tahun 2020. Karena owa siamang ini datang saat Hari Rimbawan (16 Maret 2020), ia pun dinamakan Rimba.
Rimba merupakan satu dari sekian banyak korban perburuan dan perdagangan ilegal satwa liar di Indonesia. Perburuan dan perdagangan ilegal ini merupakan ancaman bagi kehidupan owa di alam. Biasanya owa muda yang masih lucu diburu untuk kemudian dijual, umumnya dijadikan peliharaan.
Mirisnya, untuk mendapatkan owa muda ini, sang induk akan dibunuh terlebih dahulu. Kematian induknya menyebabkan owa tersebut harus tumbuh besar tanpa asuhan induk mereka. Padahal, owa muda masih butuh asuhan induk hingga berumur dua tahun.
Baca juga : Makanan ini Ternyata Disukai Owa Siamang
Selain ancaman perburuan dan perdagangan ini, ada juga beberapa ancaman untuk kehidupan owa siamang yang disebabkan oleh manusia loh! Diantaranya adalah berkurangnya tutupan lahan hutan dan kebakaran hutan.
Berkurangnya tutupan lahan yang terjadi karena alih fungsi lahan hutan dapat menyebabkan owa kehilangan tempat hidup dan beraktivitas. Padahal owa siamang termasuk dalam kategori hewan arboreal, yaitu hewan yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di atas pepohonan.
Aktivitas owa di pohon, seperti makan buah dan berayun dari pohon ke pohon lainnya, dapat membantu penyebaran biji tumbuhan. Penyebaran biji ini dapat terjadi melalui biji pohon yang jatuh ketika owa berayun, juga melalui feses owa. Feses owa dapat mengandung biji dari buah yang dikonsumsinya. Akibat hilangnya pepohonan ini, owa tidak dapat membantu regenerasi alami hutan untuk jangka panjang.
Baca juga : Jenis Owa di Sumatera – Mengenal Owa Serudung dan Bilau
Selain itu, adanya pembakaran hutan yang kerap kali dilakukan untuk pembukaan lahan akan memberikan banyak dampak negatif bagi habitat owa. Asap yang dihasilkan dari pembakaran hutan dapat menghambat owa mengeluarkan suara atau nyanyian mereka yang khas. Owa dikenal memiliki kebiasaan saling bersahut-sahutan saat pagi hari atau morning call. Kegiatan tersebut dilakukan owa dan pasangannya untuk menjaga teritori dari pengganggu.
Ancaman-ancaman tersebut akan mengganggu kesejahteraan dan populasi owa siamang di alam. Owa yang statusnya sudah terancam punah atau endangered ini pun akan semakin berkurang populasinya di alam. Berkurangnya populasi owa juga akan mengancam terhambatnya regenerasi hutan secara jangka panjang, karena peran owa sebagai penyebar benih pun akan berkurang.
Oleh karena itu, jangan pelihara owa, biarkan ia hidup di habitat asalnya sebagaimana mestinya!
—
Tulisan ini dibuat oleh Fathia Rosatika, Mahasiswa S1 Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB)
Info yang sangat menarik dan menambah wawasan
Can you be more specific about the content of your article? After reading it, I still have some doubts. Hope you can help me.
I do agree with all the ideas you have presented in your post. They are very convincing and will certainly work. Still, the posts are very short for newbies. Could you please extend them a bit from next time? Thanks for the post.
Hello my friend! I want to say that this post is amazing, nice written and include almost all important infos. I would like to look more posts like this .
I have recently started a web site, the information you offer on this website has helped me greatly. Thanks for all of your time & work.
Dead pent articles, thankyou for information .
I’ve recently started a website, the info you provide on this website has helped me greatly. Thanks for all of your time & work.
I’ve been absent for a while, but now I remember why I used to love this blog. Thanks , I¦ll try and check back more frequently. How frequently you update your website?
great post.Ne’er knew this, regards for letting me know.