Serba-Serbi Owa Jawa, Primata Endemik Pulau Jawa

Katanya, tak kenal maka tak sayang, ya. Nah, #KawanOwa sudah kenal belum dengan owa endemik pulau Jawa? Yuk simak beberapa fakta menarik terkait owa jawa, biar bisa lebih kenal dan sayang dengan si owa! 😁

1. Punya banyak nama panggilan, salah satunya wau-wau

Owa dengan nama latin Hylobates moloch ini bisa disebut juga dengan panggilan wau-wau, owa kelabu, keuweung, javan gibbon, silvery gibbon, silvery javan gibbon, dan moloch gibbon. Menurut penelitian dari Permana, dkk., nama Keuweung sendiri merupakan panggilan untuk owa jawa dari  masyarakat sunda lokal sekitar Taman Nasional Ujung Kulon. Panggilan tersebut berawal dari sepasang anak-anak yang dibuang ke hutan (yang dalam bahasa sunda disebut leuweung) oleh paman mereka. Kalian juga bisa baca kisah selengkapnya di Instagram

2. Sudah terancam punah sejak 2008

Owa ini sudah berstatus terancam punah (endangered) sejak tahun 2008 berdasarkan IUCN atau dalam bahasa indonesia bisa diartikan menjadi Uni Internasional untuk Konservasi Alam. Status terancam punah ini dapat diartikan bahwa owa jawa memiliki potensi untuk punah di masa depan, sedih banget ya😢.

3. Memiliki dua subspesies

Meskipun hanya dikenali dari satu pulau yaitu jawa, primata dari famili Hylobatidae ini memiliki dua subspesies, loh! Subspesies ini ditentukan dari daerah sebarannya, yaitu Hylobates moloch Moloch untuk owa jawa yang tersebar di bagian barat (Jawa Barat), dan Hylobates moloch pongoalsoni, yaitu owa yang tersebar di bagian tengah (Jawa Tengah). Perbedaan keduanya dapat terlihat pada warna rambut dominannya, H. moloch moloch berwarna lebih gelap dibanding H. moloch pongoalsoni.

Baca juga : Mengenal Lebih Jauh Habitat Owa Jawa Serta Ancamannya!

4. Tidak ditemukan di pulau Jawa bagian timur

Meskipun namanya owa jawa, primata ini tidak dapat ditemukan di seluruh pulau jawa loh! Faktanya, penyebaran owa ini sangat terbatas, yaitu hanya di Jawa Barat dan Jawa Tengah. H. m. moloch menghuni kawasan-kawasan konservasi di Jawa Barat seperti Gunung Halimun hingga Banten, seperti TN Ujung Kulon. H. m. pongoalsoni dapat ditemui di sekitar Gunung Slamet hingga ke Pegunungan Dieng.

5. Memiliki rambut abu muda pada wajah yang tampak seperti alis 

Owa jawa bisa dikenali dengan rambut lebat dan panjang berwarna abu abu keperakan  yang menutupi seluruh tubuhnya. Ciri khusus yang dimilikinya adalah adanya rambut berwarna abu terang yang mengelilingi muka hingga dagu, sedangkan rambut yang tumbuh pada bagian atas kepala (mahkota) berwarna abu-abu gelap atau hitam. Ia tidak memiliki ekor, namun memiliki tungkai serta lengan yang panjangnya  sekitar dua kali panjang batang tubuhnya.

6. Bisa tidur sambil duduk😴

Owa memiliki bantalan berdaging tanpa saraf yang melekat pada tulang pinggul (ischial callosities), nah bantalan inilah yang memungkinkan mereka untuk tidur dalam posisi duduk. Enak banget ya pasti memiliki bantalan duduk alami, bisa tidur dimana-mana hihi 😄.

Baca juga : Kisah Rimba dan Ancaman Bagi Owa Siamang di Alam

7. Owa adalah hewan yang setia

#KawanOwa tahu gak kalau owa jawa adalah hewan monogami? Hewan monogami artinya hewan tersebut hanya memiliki satu pasangan selama hidupnya. Waw setia banget ya owa ini! Setelah melakukan kegiatan kawin, owa betina biasanya memiliki masa kebuntingan 7-8 bulan dan akan menghasilkan keturunan setiap 2 sampai 3 tahun. Kemudian, bayi owa akan tetap menjadi bagian  kelompok sampai dewasa, kemudian mereka pergi membentuk keluarga sendiri.

8. Suka bernyanyi 🎶♫♪

Iya, gak cuma manusia yang suka bernyanyi,  Owa juga loh! Kegiatan bernyanyi ini disebut juga dengan vokalisasi, yang memiliki nama dan fungsi yang berbeda, diantaranya adalah great call dan alarm call. Great call yang biasanya dinyanyikan pada pagi hari ini dilakukan untuk menandai teritori atau wilayah mereka dan dapat didengar hingga 1 km jauhnya di hutan hujan lebat, loh! Suara ini dapat digunakan untuk metode sampling auditori dalam survei. Vokalisasi alarm call dari owa betina dinyanyikan sebagai pertanda adanya bahaya atau ancaman di wilayah mereka. Tidak seperti beberapa jenis owa lainnya, owa jawa ini tidak berduet, meskipun kedua jenis kelamin primata ini tetap bernyanyi. 

Menariknya lagi, ternyata vokalisasi owa ini dipengaruhi oleh cuaca loh guys! Menurut penelitian Ilham dkk., apabila terjadi hujan dan suhu udara rendah, owa jawa tidak akan bervokalisasi .

Nah itu dia serba serbi fakta tentang owa jawa, mana yg menurut kamu paling unik? 😁

 

1 thought on “Serba-Serbi Owa Jawa, Primata Endemik Pulau Jawa”

Leave a comment

LAPOR

Jika kamu menemukan plagiasi pada karya ini, silakan laporkan dengan mengisi form berikut.

Untuk memperkuat verifikasi dugaan plagiasi, silakan menambahkan sumber berupa tautan atau tangkapan layar. Pelaporan tanpa sumber bukti yang kredibel tidak akan kami proses.

Maksimal 1 Mb