Seekor owa diserahkan warga ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Cirebon di Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon pada Selasa (4/4/2023). Awalnya, primata dilindungi itu ditemukan di kediaman warga dalam keadaan terluka dan adanya tali di bagian perutnya.
Penemu owa, drg. Yonora Muljadi menceritakan owa tersebut ditemukan saat menjelang subuh pada Jumat (30/03/2023). Owa itu masuk rumah dan langsung memeluk Yonora.
“Waktu masuk ke rumah kondisinya terluka dan tiba-tiba langsung meluk gitu,” ujarnya seperti dikutip dari Aboutcirebon.id
Setelah itu, Yonora memberikan pengobatan pada satwa yang terluka itu dan mencari tahu jenisnya. Dari situ ia mengetahui apabila owa termasuk dalam jenis satwa yang dilindungi oleh Undang-Undang.
“Saya kemudian mencoba menghubungi kerabat seorang dokter hewan di Jakarta untuk mencari informasi penyerahan satwa tersebut,” katanya.
Baca juga : Kabar Gembira! Bayi Owa Jawa “Oke” Lahir di Pusat Rehabilitasi
Yonora melaporkan penemuan owa itu ke Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNCG) pada hari Jumat (31/3). Laporannya kemudian diarahkan ke BKSDA Cirebon.
Sementara itu, Polisi Kehutanan BKSDA Resor Cirebon, Deden Hermawan mengatakan bahwa owa merupakan salah satu satwa liar yang masuk daftar satwa dilindungi sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P106 tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi.
“Kami mengapresiasi langkah yang dilakukan drg. Yonora Muljadi yang memiliki kesadaran yang tinggi terhadap kelestarian satwa liar yang dilindungi undang-undang,” katanya.
Owa tersebut, lanjutnya, akan dibawa terlebih dahulu ke kantor BKSDA Resor Cirebon untuk dilakukan pemeriksaan awal terkait kondisi kesehatannya.
“Selanjutnya, kita akan lakukan rehabilitasi terlebih dahulu dengan The Aspinall Foundation yang konsen terhadap kelestarian primata, salah satunya owa ini,” ujar Deden.
Deden menduga owa tersebut merupakan satwa bekas peliharaan. Maka, upaya rehabilitasi dilakukan untuk mengembalikan sifat liar satwa tersebut karena disinyalir masih memiliki perilaku jinak.