Sisa hutan tropis di Jawa Barat dan Jawa Tengah merupakan habitat eksklusif sebagai pertahanan terakhir bagi kehidupan owa jawa (Hylobates moloch) di alam liar. Satwa langka terancam punah ini terbagi menjadi 2 sub-spesies berdasarkan geografis wilayah hidupnya tersebut. Hylobates moloch moloch sebagai spesies owa jawa yang hidup di Jawa Barat, dan Hylobates moloch pongoalsoni spesies owa jawa yang hidup di Jawa Tengah.
#KawanOwa Tahu tidak kenapa owa jawa hanya hidup di kedua daerah tersebut?
Menurut penelitian Chatterjee, 2009. Menyebutkan penelitian owa di dunia sudah ada sejak abad ke-19, dan para peneliti menemukan owa jawa hanya ada di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Selain itu, faktor yang tidak kalah penting yakni hilangnya tutupan hutan di pulau Jawa sebagai habitat berbagai jenis keanekaragaman hayati Indonesia. Bahkan semenjak masa penjajahan, hutan Jawa telah dieksploitasi secara besar-besaran (KMMH 2022). Hal ini menjadi alasan lain terkait keterbatasan persebaran owa jawa yang hanya ada di Jawa Barat dan Jawa Tengah, khususnya pada kawasan yang dilindungi dengan prioritas tinggi seperti Taman Nasional. Selain itu, berbagai bencana alam yang menimpa pulau Jawa sejak 400 tahun lalu juga berperan dalam kerusakan lingkungannya (Tantri 2014), bahkan tutupan hutan di Jawa Barat saat ini diyakini merupakan hutan sekunder setelah dihantam bencana vulkanis pulau Jawa, s Hal ini menjadi alasan lain terkait keterbatasan persebaran owa jawa yang hanya ada di Jawa Barat dan Jawa Tengah, khususnya pada kawasan yang dilindungi dengan prioritas tinggi seperti Taman Nasional. Selain itu, berbagai bencana alam yang menimpa pulau Jawa sejak 400 tahun lalu juga berperan dalam kerusakan lingkungannyaeperti letusan gunung Krakatau. Ditambah lagi dengan program pembangunan di era modern saat ini yang berimplikasi terhadap semakin berkurangnya wilayah hutan karena dialihfungsikan menjadi wilayah tak berhutan. Fenomena-fenomena ini yang kemudian membuat habitat berbagai satwa liar termasuk owa jawa semakin tersentralisasi hanya pada kantung-kantung hutan yang tersisa dengan luasan yang saat ini semakin menyempit.
SEJARAH PERSEBARAN OWA DI DARATAN ASIA
Satwa yang diduga berasal dari China ini tersebar ke beberapa daerah mulai dari Semenanjung Malaya, Sumatera, Myanmar, India, Bangladesh, Kamboja, Kalimantan, dan yang paling jauh yaitu pulau Jawa. Bagaimana bisa ya persebaran owa dari China sampai ke Jawa? Secara logika ini merupakan hal mustahil, karena wilayah China dan Jawa terpisah oleh perairan yang luas, sedangkan owa merupakan satwa yang gak bisa berenang.
Kita ingat kembali ya bahwa pada zaman dulu daratan Asia merupakan kesatuan wilayah yang dikenal dengan Paparan Sunda (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1978). Hal ini lah yang memungkinkan dan menjadikan persebaran owa antar pulau di Asia menjadi masuk akal. Bahkan hal ini akan semakin mudah kita terima dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa owa jawa memiliki hubungan kekerabatan dengan owa Mentawai (Hylobates klossii). Wow, ini merupakan hal yang luar biasa, mengingat owa Mentawai hidup di salah satu kepulauan dari Sumatera Barat, sedangkan owa jawa hidup di tengah-tengah pulau Jawa. Tentu semua ini akan mungkin apabila dahulunya Sumatera dan Jawa merupakan satu daratan yang saat ini terpisah-pisah karena adanya fenomena alam, seperti naiknya permukaan air laut akibat mencairnya es di wilayah kutub yang menambah volume air laut dunia.
Berdasarkan teori dari penelitian Pratomo, 2006 menyatakan bahwa terpisahnya Paparan Sunda seperti saat ini diyakini karena rentetan bencana vulkanis, misalnya letusan gunung Krakatau pada tahun 1883 dengan luas jangkauan kerusakan mencapai 80.000 ha dan erupsi merapi yang terjadi pada tahun 1587 hingga 1872.
Baca juga : Wow, owa bisa jalan kayak manusia!
BERKURANGNYA TUTUPAN HUTAN DI JAWA BARAT DAN JAWA TENGAH
Dari publikasi Ario dkk, 2011 menyatakan bahwa owa jawa memiliki daerah jelajah seluas 16-17 hektar dengan kemampuan jelajah harian mencapai 1500 meter. Keterbatasan daerah jelajah ini dikarenakan semakin terbatasnya tutupan hutan yang menjadi habitat owa jawa di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Ditambah dengan adanya tragedi terkurasnya tutupan hutan pulau Jawa ini yang bisa dilihat secara gratis melalui platform Global Forest Watch (GFW) (Gambar 1 dan Gambar 2).
Dari kedua gambar diatas, antara Jawa Barat dengan Jawa Tengah masih terdapat sisa tutupan hutan dan saling terhubung serta berpotensi menjadi koridor perlintasan satwa liar lainnya yang berada di wilayah tersebut. Sementara di sisi Timur dari Jawa Tengah dan sisi Barat dari Jawa Barat sudah mengalami perubahan menjadi pemukiman masyarakat, sehingga habitat satwa liar termasuk owa jawa memiliki keterbatasan pada hutan-hutan yang tersisa.
Makanya, yuk kita kuatkan tekad dan semangat dalam menjaga habitat owa jawa yang masih tersisa serta kekayaan yang ada di dalamnya. SAYANGI LINDUNGI OWA!
Referensi:
- Ario A, Supriatna J, Andayani N. 2011. Owa Jawa di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jakarta: Conservation International.
- Chatterjee HJ. 2009. Evolutionary relationships among the Gibbons: A biogeographic perspective. Gibbon Phylogeny and Biogeography.
- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1978. Sejarah Daerah Kalimantan Selatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
- [KMMH] Keluarga Mahasiswa Manajemen Hutan UGM. 2022. Jejak perjalanan hutan Jawa [internet]. [diakses pada 13 Feb 2024]. Tersedia di:https://kmmh.fkt.ugm.ac.id/2022/02/20/jejak-perjalanan-hutan-jawa/.
- Pratomo I. 2006. Klasifikasi gunung api aktif Indonesia, studi kasus dari beberapa letusan gunung api dalam sejarah. Jurnal Geologi Indonesia. 1(4): 209-227. doi:10.17014/ijog.1.4.209-227.
- Tantri E. 2014. Letusan Krakatau 1883: pengaruhnya terhadap gerakan sosial Banten 1888. Jurnal Masyarakat & Budaya. 16(1): 191-213.