Pagi itu, berbekal sepatu boots, GPS, alat tulis dan papan dada, Febrian Maulana bersiap berangkat ke kawasan hutan Gunung Puntang, Kab. Bandung, Jawa Barat. Keluar masuk hutan sudah menjadi kegiatan sehari-hari bagi dirinya. Kegiatannya? Memantau aktivitas owa jawa, wiiih.
Febrian atau yang akrab dipanggil Wakwaw ini merupakan salah satu staf monitoring owa jawa di Yayasan Owa Jawa. Tim Gibbonesia berkesempatan untuk ngobrol-ngobrol bareng kang Wakwaw soal profesinya memantau owa yang sudah digelutinya selama 4 tahun. Lalu, seperti apa sih rasanya jadi tim monitoring owa jawa?
Bisa gak ceritain latar belakang kamu bergabung sebagai staf monitoring di Yayasan Owa Jawa?
Untuk yang pertama ya kenapa saya tertarik ikut di Yayasan Owa Jawa, karena saya sedikitnya suka dengan alam bebas juga, tidak terlalu suka dengan kebisingan yang ada di kota-kota seperti orang-orang lain, entah karena saya tinggal di pedesaaan. Terus juga saya berpikir bahwa alam itu sangat bermanfaat bagi manusia. Kalau kita tidak menjaga alamnya sendiri, maka siapa lagi?
Saya pengen kerja disini untuk menambah wawasan juga tentang alam pastinya ya. Yang tadinya awalnya saya orang awam yang gatau tentang alam sama sekali, setelah kerja disini, alhamdulillah bisa mengerti tentang alam. Bisa melihat langsung satwa-satwa yang ada di alamnya, mungkin yang dulunya saya hanya bisa lihat satwa-satwa di kebun binatang. Sekarang saya bisa langsung liat di alamnya. Ada beberapa satwa yang saya bisa liat langsung, kaya babi hutan, terus macan tutul juga, kucing hutan, kalau burung-burung udah pasti banyak ya, terus ada lutung juga, surili juga, ada jelarang, terus ada tupai, tupai mungkin di perkampungan juga ada. Tapi saya bisa langsung yang ada di hutannya, bahkan ayam hutan pun disini saya bisa lihat secara langsung.
Setelah saya bisa bertemu (Owa) langsung sendiri di alam bebas, rasanya seneng banget.
Febrian
Ketika kamu pertama kali lihat owa jawa gimana sih rasanya?
Oh seneng sekali, karena juga denger-denger juga katanya, dulu sebelum saya bergabung di Yayasan owa jawa, denger denger katanya owa jawa sendiri adalah salah satu satwa endemik pulau jawa yang terancam punah. Setelah saya bisa bertemu langsung sendiri di alam bebas, rasanya seneng banget.
Bisa ceritain gak, kegiatan kamu sehari-hari disini?
Untuk kegiatan saya sehari-hari di Yayasan owa jawa itu selain monitoring, saya juga mengikuti patroli gabungan untuk menjaga alamnya sendiri. Selama monitoring itu kita harus ngikutin owa terus, kita harus catat aktivitas owanya dari dia makan, terus sosialisasi dia, kesehatan dia kita lihat. Banyak hal yang saya lakuin di hutan selama saya melakukan kegiatan monitoring. Dan juga saya berpikir selama saya monitoring itu asyik gitu, saya bisa lihat aktivitas owa secara langsung gak dari media sosial yang beredar. Aktivitas owa seperti apa, sosial seperti apa, saya bisa lihat langsung di alamnya sendiri.
Baca juga : Kenalan Dengan Ida Masnur, Dokter Hewan di Pusat Rehabilitasi Primata
Ada gak pengalaman yang paling berkesan selama kamu bekerja memantau owa jawa?
Oh pengalaman yang paling berkesan, banyak sih cuman yang bener-bener paling berkesan itu Ketika kita harus ikutin owanya, dengan jalur yang bisa dibilang track-nya itu gak memungkinkan, tapi mau ga mau harus dilewatin. Karena, kita harus ikutin owanya kemanapun dia pergi, kita harus liatin aktivitasnya, makanya mau jalur seperti apapun ya harus dilewatin.
Ada gak harapan kamu secara pribadi terhadap konservasi owa jawa?
Saya berharap konservasi owa jawa ini terus berkelanjutan ya, tidak hanya sebatas ini doang. Mudah-mudahan programnya berlanjut, entah itu di bagian monitoring-nya maupun di penjagaan alamnya. Karena kalau misalnya owanya aja yang kita jaga, alamnya engga, owa mau tinggal dimana kalau alamnya habis. Maka kita harus juga menjaga hutannya, selain dari owanya aja.
Untuk masyarakat ataupun generasi muda yang kadang juga sering keluar masuk hutan, saya berpesan mohon jaga alamnya, jangan rusak alamnya, dan satwanya juga.
Febrian
Ada gak sih pesan dari kamu untuk masyarakat atau mungkin untuk generasi muda sekarang yang tertarik sama satwa liar?
Untuk masyarakat ataupun generasi muda yang kadang juga sering keluar masuk hutan, saya berpesan mohon jaga alamnya, jangan rusak alamnya, dan satwanya juga pastinya. Karena hutan tanpa satwa ibarat, apa ya, ibarat kita gak punya pasangan lah, karena kita itu di dunia berpasang-pasangan, hutan dan satwa, karena kalau misalnya hutan gak ada satwanya, hutan juga gak bisa lestari dong, karena satwa juga salah satu bagian dari hutan itu sendiri. Saya minta buat semua masyarakat dan generasi muda yang sering keluar masuk hutan, entah itu yang hiking, mohon jaga lingkungannya jangan buang sampah sembarangan karena sekarang banyak sih yang suka hiking, sampahnya dibuang gitu aja di atas gak dibawa lagi turun. Karena alam itu bukan tempat sampah, gunung itu bukan tempat sampah, mohon dibawa lagi sampahnya, satwa-satwanya dijaga juga yang udah dialamnya, jangan sampai satwa-satwa yang ada di alamnya itu sampai punah. Gitu.
Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks!
I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.
I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.