Dua anggota baru bernama Jacky dan Ting-Ting dilepasliarkan di area konservasi owa siamang (Symphalangus syndactylus) yang dikelola perusahaan kelapa sawit, PT Kencana Sawit Indonesia, group Wilmar di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Keduanya menggenapi jumlah populasi siamang di kawasan konservasi tersebut menjadi total 22 individu.
Konservasi owa siamang itu merupakan kerjasama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat, Yayasan Kalaweit Indonesia, dan PT Kencana Sawit Indonesia sejak 2014. Dalam kerjasama ini, perusahaan mengalokasikan area konservasi seluas 800 hektare (ha) sebagai tempat pelepasliaran dan habitat owa siamang, yaitu di Bukit Tengah Pulau dan Bukit Salo.
“Kami sangat mengapresiasi kerjasama konservasi owa siamang di area HCV (high conservation value) PT Kencana Sawit Indonesia, karena dengan kegiatan ini tujuan konservasi dapat tercapai,” kata Kepala BKSDA Sumatera Barat yang diwakili Kasubag Tata Usaha, Wawan Sukawan pada Selasa, (20/9/2022) lalu.
Baca juga : Dipelihara 6 Tahun, Owa Kalawat Diserahkan ke BKSDA Kalteng
Dia menyebut, perusahaan kelapa sawit itu telah berperan aktif dalam mendukung upaya konservasi di Sumatra Barat. Kegiatan tersebut juga menunjukkan bahwa konservasi dapat berjalan dengan baik atas dukungan multipihak.
Menurut General Manager Yayasan Kalaweit, Asferi Ardianto, sepasang owa siamang yang dilepasliarkan tersebut telah menjalani proses habituasi di area konservasi itu selama enam bulan.
“Pemilihan lokasi didasarkan pada data dukung makanan, kondisi tajuk, potensi minim konflik dengan satwa lain, dan jarak minimal 1 km dari lokasi kandang siamang lainnya. Selama proses habituasi, kondisi owa siamang terus dipantau oleh tim Kalaweit, baik kondisi kesehatan maupun perilakunya,” ujarnya.
Pemantauan tersebut dilakukan dari pukul 07.00–16.00 WIB. Setelah dinyatakan sehat dan menunjukkan perilaku yang adaptif dengan habitatnya, maka owa siamang dapat dilepasliarkan. “Saat ini masih ada sepasang Siamang lain yang masih menjalani proses habituasi dan akan dilepasliarkan setelah memenuhi persyaratan,” ungkapnya.
Baca juga : 3 Ekor Owa Kalawat Bebas di Alam
Senior Conservation Lead Wilmar, Syahrial Anhar Harahap menjelaskan, saat ini perusahaan mengelola area konservasi seluas 1.700 ha di Solok Selatan, yang terdiri dari hutan berbukit dan sempadan sungai.
“Selain dialokasikan untuk siamang, area tersebut juga digunakan untuk konservasi satwa lain, seperti owa ungko (Hylobates agilis), simpai (Presbytis melalophos), beruang madu (Helarctos malayanus), dan berbagai jenis elang,” katanya.
Kegiatan konservasi juga didukung masyarakat dari dua Nagari di sekitar wilayah operasional perusahaan, yaitu Nagari Talao dan Nagari Sei Kunyit. Dengan adanya kerjasama multipihak tersebut, diharapkan dapat ikut menjaga kelestarian flora dan fauna di Indonesia. “Kerjasama ini menunjukkan bahwa perusahaan kebun sawit juga dapat berperan aktif dalam upaya-upaya konservasi,” tutupnya.
Sumber : Infosawit.com
Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you.