Panji, Bukti Jahatnya Pemeliharaan Owa!

Teman-teman pasti tau kan, satwa liar itu merupakan satwa-satwa yang hidup secara bebas di alam untuk melanjutkan hidupnya. Nah, satwa-satwa ini apabila ditangkap dan dipelihara, tentu dapat berdampak pada psikis maupun fisiknya selama dalam masa pemeliharaan, contohnya kehilangan insting liar ataupun cacat fisik, yang mana hal tersebut sangat diperlukan satwa untuk beradaptasi di alam.

Itulah yang terjadi pada salah satu sahabat satwa kita, yakni satu individu owa jawa yang bernama Panji. Pada bulan Juni 2021 yang lalu, Panji diselamatkan dari pemeliharanya dengan kondisi yang sangat memprihatinkan akibat telah dipelihara selama belasan tahun. Ketika diselamatkan, Panji mengalami cacat di bagian kaki hingga tak bisa digunakan dengan baik. Akibatnya, Panji harus mendapatkan perawatan di Pusat Rehabilitasi Primata Jawa.

Owa jawa bernama Panji

Setelah 3 tahun berada di Pusat Rehabilitasi Primata Jawa dan masuk dalam kandang sosialisasi, kondisi Panji kian hari semakin membaik. Hal ini terlihat dari perubahan segi fisik, rambut, kesehatan, hingga pergerakannya yang lebih lincah. Di sini Panji akhirnya merasakan tinggal di kandang yang luas sehingga dapat kembali melakukan aktivitas liarnya, meskipun tidak sesempurna ketika berada di hutan. Dari segi fisik, selama di rehabilitasi, bersama dengan para dokter hewan hebat yang merawatnya, otot-otot Panji kembali terlatih dengan baik.

Meskipun begitu, sayang sungguh sayang, Panji telah divonis hampir tidak mungkin dilepasliarkan kembali ke alam karena kondisinya tersebut.

Dokter hewan Yayasan Aspinal Indonesia, drh. Ristanti Putri Utami menyebutkan owa atau primata lain bergerak secara brakiasi, artinya satwa-satwa ini mengandalkan lengannya untuk bergelantung pada cabang pohon dan mengayunkan tubuhnya. 

Dokter hewan Yayasan Aspinal Indonesia, drh. Ristanti Putri Utami

“Sehingga Panji yang telah mengalami kecacatan pada kaki yang sebelumnya dipelihara menyebabkan gangguan dalam pergerakannya yang berkemungkinan akan sulit untuk dilepasliarkan,” ujar Ristanti saat diwawancarai oleh Gibbonesia.

baca juga : HUTAN TROPIS JAWA BARAT DAN JAWA TENGAH, HABITAT TERAKHIR OWA JAWA.

Wah, sekarang #KawanOwa sudah mengerti kan, mengapa kita gak boleh pelihara owa atau satwa liar lainnya? Ya, karena hal tersebut dapat menimbulkan kerugian, terutama pada satwa sendiri maupun pada manusia. Contohnya, manusia dan satwa sama-sama dapat tertular zoonosis, atau sewaktu-waktu satwa tersebut dapat menyerang si pemelihara sehingga menyebabkan kerugian fisik. Apalagi pemeliharaan secara ilegal, bila terciduk oleh pihak berwajib, hal ini juga akan menimbulkan kerugian materi, karena harus membayar denda dan tentunya dihukum kurungan penjara.

Kita tentu tidak mau ada Panji-Panji selanjutnya. Oleh karena itu, teman-teman harus lebih peduli lagi terhadap lingkungan sekitar kita. Awasi, amati, dan berikan informasi kepada setiap pemelihara satwa ilegal yang tidak memenuhi syarat. Biarkan satwa kita hidup bebas di hutan belantara, agar fungsi mereka bagi hutan pun dapat berjalan dengan baik. 

Sayangi Lindungi Owa!

Leave a comment

LAPOR

Jika kamu menemukan plagiasi pada karya ini, silakan laporkan dengan mengisi form berikut.

Untuk memperkuat verifikasi dugaan plagiasi, silakan menambahkan sumber berupa tautan atau tangkapan layar. Pelaporan tanpa sumber bukti yang kredibel tidak akan kami proses.

Maksimal 1 Mb